ada pengalaman ga biasa yang gue alamin kemarin. gue untuk pertama kalinya mengunjuki Lapas Anak Pria Tangerang. Sejujurnya ini pertama kalinya pula gue dateng ke "penjara". bayangan seram, risih dan segala teori Lombroso mengitari kepala gue sampe gue deg-degan sendiri. tapi pikiran gue itu ternyata berlebihan dan cuma ketakutan orang "luar" aja (begitu mereka menyebut orang di luar lapas). karena ini lapas anak pria, perempuan boleh masuk duluan karena yang cowo-cowo mau di-cap dulu supaya ga ketuker sama anak lapas (ini serius) dan cap itu ga boleh ilang, kalau sampe ilang ya wasssalam
pas masuk gue diajak ke aula biru untuk acara pembukaan dan mendengarkan mereka unjuk kreatifitas. sambil nunggu mereka kumpul gue sambil doa supaya gue bisa keluar lagi dengan selamat *berlebihan*. selama gue duduk di aula gue bingung karena banyak anak sekolah yang berkeliaran di lapas, tapi setelah mendapat penjelasan gue baru tahu kalau di Lapas anak itu ada sekolahan sendiri bahkan mereka sekolah pakai seragam dan punya kelas sendiri. selain itu mereka juga mendapat ijazah yang sama dengan sekolah negeri biasa. mereka wajib sekolah sampai lulus SMP dan boleh memillih untuk melanjutkan SMA atau ekstrakulikuler kayak bongkar-pasang motor, menjahit, mencukur rambut atau budi daya tanaman. selain sekolah setiap sore mereka yang beragama Islam wajib ikut pesantren supaya mereka punya kegiatan positif dan lebih dekat dengan Allah SWT.
pas Andikpas (anak didik lapas) mulai duduk gue mulai melihat-lihat mereka dan gue setuju sama teori fisik Lombroso. untuk teorinya liat sendiri aja di buku Kriminologi ya. kata yang mewakili ketua lapas anak 3 kasus dominan yang menghuni lapas anak, ada pelecehan, narkotika dan pencurian. mendengar pelecehan gue makin risih. *mama tolong akuuuuuuuuuuuuuuuu, keluarkan aku secepatnyaaaaaaaaa*
tapi, semua itu berubah saat gue melihat anak yang lucu, imut serta jago maen bass dan drum layaknya pemain band profesional. awalnya anak itu main bass dengan tampang coolnya dan lagu berikutnya dia main drum dengan semangat 45. gue jatuh hati sama dia!. *lebay lo, rin!* (padahal namanya aja gue ga tau). gue sama 2 teman gue yang lain langsung kayak tante girang nyariin berondong (tuh anak kan dibawah 15 tahun). gue langsung berniat harus dia yang menjadi objek penelitian gue (selain meneliti perkaranya gue juga akan meneliti ke-lucu-an dan ke-imut-an nya)
lama banget gue dikasih kuliah dari orang-orang lapasnya sampe bosen dan gue akhirnya nyari tahu nama itu anak dan nama anak itu adalah I (karena asas perlindungan anak maka gue tidak akan menyebutkan nama aslinya). gue ga sabar pengen ngobrol sama tuh anak tapi ternyata dia kabur ke kamarnya dan gue ga tau kamarnya yang mana.
gue: kamu kok keren banget sih main drumnya?
dia: ah itu masih biasa, disini saya ga mau ngeluarin skill
gue: belajar disini apa di luar?
dia: waktu di luar, kalau disini cuma iseng main aja
gue: iseng main tapi aja keren banget
dia: saya pernah tanding drum di Bandung lawan anak luar saya juara 1
gue: wah ngoleksi piala dong selama disini?
dia: iya, buat hiasan di kantor
gue: ga niat dibawa?
dia: engga, biasa banget kalo piala begitu
gue: klo main drum keren trus nilai disekolah bagus ga?
dia: *malu-malu* bagus
gue: anak berprestasi kayak kamu kenapa bisa ada disini?
dia: saya di kerjain
gue: kok bisa?
dia: nih ceitanya gini, motor saya dipinjem orang besoknya saya sama 1 teman saya bawa motor itu dan kebetulan saya ga bawa STNK. pas kena razia ternyata di dalam jok ada ganja 3 linting saya langsung dibawa ke kantor polisi
gue: orang tua tahu?
dia: dulu saya pernah bilang kalo saya ga usah dicariin
gue: waktu ketangkep ga nelepon orang tua?
dia: engga
gue: trus kamu bilang sama polisinya kalo motor itu motor kamu?
dia: bilang, tapi kan saya ga bawa STNK jadi polisinya ga percaya. saya mau pulang ambil STNK ga boleh. jadi saya kena pasal 363 (KUHP) dan 85 (UU no.22 tahun 1997 tentang narkotika)(pasal 363 KUHP yg dikenakan karena I dianggap mencuri motor dengan 2 orang atau lebih diancam 7 tahun pidana sedangkan pada pasal 85 UU narkotika menggunakan narkotika Golongan I (heroin, kokain, ganja) bagi diri sendiri, dipidana pidana penjara paling lama 4 tahun)
gue: trus kamu disini dari kapan?
dia: 2007
gue: sampe kapan?
dia: 4-8-2013
gue: lama ya, pernah kepikiran keluar (kabur)?
dia: engga, saya malah suka bego-begoin yang kabur. saya bilang gini "ngapain pada kabur, emang di luar lo bisa cari makan?. enak disini makan gratis"
gue: bagus bagus, kalo kabur juga nanti hukumannya malah lebih panjang. status kamu apa disini?
dia: saya anak negara (anak negara artinya anak tersebut tertangkap berumur antara 8-12 tahun, anak negara memiliki 3 pilihan: dikembalikan kepada orang tua, diserahkan kepada negara untuk dididik atau diserahkan ke lembaga sosial. karena orang tua I tidak mengetahui sehingga tidak ada yang bertanggung jawab atas dirinya maka dia diserahkan kepada negara untuk dididik. anak negara tidak bisa mendapat remisi -potongan masa tahanan-)
gue: berarti sampe umur 18 tahun dong
dia: iya, tapi waktu itu BAP umur saya dilebihin 2 tahun jadi umur 16 udah bisa keluar
gue: kamu inget waktu itu berapa kali sidang?
dia: 15 kali
gue: dapet pengacara?
dia: dapet, tapi bapaknya gitu
gue: gitu kenapa?
dia: orangnya ga tegas, yah orang dia yang meriksa saya juga. dia aja ga belain itu motor saya
gue: wah harusnya pengacara ga boleh gitu. terus kamu diem aja?
dia: iya
gue: eh, katanya lapas lagi sepi ya?
dia: iya, sekarang cuma 126 anak. biasanya kalo lagi penuh bisa sampe 250
gue: kamarnya luas dong?
dia: iya, skrg kasurnya sendiri sendiri. kalo lagi rame kasur 2 buat 5 orang
gue: teru bedanya wisma yang kamar kamu sama yang sana apa?
dia: kalo disini buat anak-anak SD, yang sebelah buat anak-anak SMP. disini enak tidurnya dan bisa belajar bareng juga. kalo disana (menunjuk tempat tahanan dan diatas 15 tahun) diliatin terus, ga enak. (kamar anak SD berupa lorong panjang berisi 10-20 tempat tidur dan kasur seperti kamar di pesantren atau rumah sakit. di dalam kamar terdapat lemari dan juga ruang makan. kamar bersih karena setiap hari sabtu harus dibersihkan)
gue: trus disini suka berantem ga?
dia: saya sih ga mau jadi jagoan, tapi kalo ada yang macem macem saya tonjok aja
gue: kalo berantem emang ga dimarahin?
dia: engga. tuh langsung dimasukin ke sana, kamar yang paling ujung terus sendirian
gue: kalo sekamar sama kamu kasusnya apa aja?
dia: ada yang narkoba, asusila, pembunuhan juga ada
gue: temen kamu yang ketangkep bareng dimana?
dia: beda lapas, kan dia udah seumur kakak
gue: kalo udah keluar kamu mau jadi apa?
dia: saya mau jadi musisi seperti idola saya Ari Lasso dan Achmad Dhani. saya pengen jadi Drummer nya Mitha the Virgin
gue: wah nanti kalo udah terkenal bayar dong saya wawancara kamu. sebelum masuk sini kamu tinggal dimana?
dia: jembatan lima
gue: kamu asli Jakarta?
dia: iya
gue: orang tua kerja?
dia: kerja. ibu punya rumah makan padang, ayah kerja di perusahaan
gue: oiya tadi kamu mau makan ya?, makan disini enak ga?
dia: ya seadanya lah, saya lebih sering puasa
gue: kangen ga sama orang tua?
dia: *malu banget* kangen lah
gue: pernah dijenguk siapa aja?
dia: engga pernah
gue: mau ga saya jengukin sama yang lain?
dia: *nunduk* hehehehe
gue: tadi saya lihat ada yang bawa gitar, itu dari sini apa dari luar?
dia: itu dari luar
gue: oh, boleh bawa dari luar?
dia: itu dibawain sama yang jenguk
gue: sebelum saya pulang saya mau liat kamu main drum lagi dong, lagunya achmad dhani. saya doain juga biar kamu jadi musisi terkenal tapi jangan sombong. masa ganteng-ganteng sombong
dia: iya
gue: tos dulu dong
*tos*saking semangatnya ga kerasa sudah sejam gue wawancara itu anak. gue percaya suatu saat dia akan menjadi orang yang berhasil dan gue berdoa semoga dia belajar dari apa yang terjadi saat ini dan mencoba untuk tahu tentang hukum supaya dia (dan kita semua) tidak terjebak dalam ketidaktahuan hukum.
pas gue mau pulang, dia beneran ngeband lagi dan dia bawain lagu "Selir Hati" dari The Rock Indonesia. gue tetap kagum dan gue mengacungkan 2 jempol buat kemampuan dan semangat dia. gue jadi sedih sendiri pas mau keluar, gue mau jadiin dia gantungan kunci supaya dia bisa ikut keluar.
gue pengen banget jengukin dia dan bawain dia stik drum buat hadiah ulang tahunnya agustus ini, tapi kesenjangan sosial disana terlalu tinggi kayaknya gue perlu konsultasi sama orang sana kayaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar